Minggu, 27 Januari 2013

syarah tuhfatul athfal



المقدمة      
دَوْمَـاً سُلَـيْمَانُ هُـوَ الْجَمـْزُورِى    يَقُــولُ رَاجِـي رَحمةِ الْغَـفُـورِ    ١      
Berkata seorang yang mengharap rahmat dari Sang Maha Pengampun selalu,yang bernama Sulaiman dia seorang dari Jamzur.
Pengarang kitab ini memulai kitabnya dengan memperkenalkan diri beliau yang bernama Sulaiman. Nama lengkap beliau adalah Syeikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al-Jamzuriy. Jamzur adalah nama tempat kelahiran beliau, sebuah kampung di kota Thanta, Mesir.
Beliau dilahirkan di bulan Rabi'ul awal, sekita tahun 1160 H.          
مُـحَمَـــدٍ وآلِــهِ وَمَـنْ تَـلاَ    الْحَمْــدُ لِلَّــهِ مُصَـلّـِياً عَـلـى    ٢      
Segala puji hanyabagi Allah, danSholawat atas Muhammad dan keluarganya, serta orang-orang yang mengikutinya.
Segala puji hanya bagi Allah SWT atas semua nikmat-nikmat-Nya, dan sholawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW yang telah diturunkan kepadanya al-Qur'an, dan juga kepada keluarga, para shahabat yang telah menjaga al-Quran hingga sampai kepada kita tanpa penambahan maupun pengurangan sedikitpun. Sholawat dan salam semoga juga terlimpah kepada orang-orang yang membaca al-Qur'an, yang mempelajarinya, dan yang mengajarkannya.          
فــي النُـونِ والتَّـنْوِينِ وَالْمُدُودِ    وَبَعْـدُ هـذَا النَّـظْـمُ لِلْـمُرِيــدِ    ٣      
Dan selanjutnya, nadzom (syair) ini adalahbagi orang yang menginginkan pembahasan mengenainun, tanwin, dan berbagai mad.
Kitab nadzom ini hanya akan membahas tentang hukum-hukum nun mati dan tanwin, serta hukum-hukum mad saja, sedangkan pembahasan tentang makhroj huruf, sifat huruf dan lainnya dapat ditemukan dalam kitab yang lainnya.          
عَـنْ شَيْـخِنَا الْمِيـهِىِّ ذِي الْكَمالِ    سَــمَّيتُــهُ بِتُحفَـة الأَطْفَالِ    ٤      
Aku menamainya dengan Tuhfat al-Athfaal (hadiah pemberian bagi anak-anak), dari guru kami Al-Mihiy yang memiliki kesempurnaan ilmu.
Pengarang kitab ini menamai kitab nadzom ini dengan nama تُحفَـة الأَطْفَالِ, yang berarti hadiah bagi anak-anak. Dan beliau juga menyebutkan bahwa ilmu ini beliau pelajari dari gurunya yang luas ilmunya yaitu Syaikh Nuruddin al-Mihiy rahimahullah.          
وَالأَجْــرَ وَالْقَـبُـولَ وَالثَّـوَابـا    أَرْجُــو بِـه أَنْ يَنْـفَعَ الطُّـلاَّبَـا    ٥      
Aku mengharap dengan adanya kitab ini memberikan manfaat bagi para pelajar, dan aku berharap balasan dari Allah, dan diterima sebagai amal jariyah oleh Allah, dan mendapatkanpahala dari Allah,       

 
النون الساكنة والتنوين      
أَرْبَـعُ أَحْكَـامٍ فَخُـذْ تَبْـيِـيـنِـي    لِلـنُّــونِ إِنْ تَسْـكُنْ وَلِلتّـَنْوِينِ    ٦      
Bagi nun ketika sukun (nun mati) dan tanwin, berlaku empat hukum, maka ambillah perhatikanlahpenjelasanku.
          
لِلْحَـلْـقِ سِـتٍ رُتِّبَتْ فَلـتَـعْرِفِ    فَـالأَوَّلُ الإظْـهَارُ قَـبْـلَ أَحْـرُفِ    ٧      
Adapun yang pertama adalah idzhar yaitu apabila ada nun mati atau tanwin berada sebelum huruf halqi (tenggorokan) yaitu huruf-huruf yang makhrojnya ada di tenggorokanyang berjumlah enam yang disusun tertib urutannya pada nadzom berikutnya, maka ketahuilah dan hafalkanlah.
Idzhar (الإظْـهَارُ) secara bahasa berarti jelas, dengan demikian maka harus membaca dengan jelas tanpa ada dengung (ghunnah), sedangkan secara bahasa idzhar berarti mengeluarkan/menyuarakan huruf dari makhrojnya dengan tanpa ghunnah/dengung.          
مُـهْمَلَـتَانِ ثُــمَّ غَيْـنٌ خَــاءُ    هَمْـزٌ فَـهَـاءٌ ثُـمَّ عَـيْـنٌ حَـاءُ    ٨      
Huruf-huruf idzhar atau huruf halqi yang enam tersebut adalah hamzah (أ), kemudian Ha'(ه), yang memiliki makhroj pangkal tenggorokanlalu 'ain (ع), ha'(ح)tanpa titik yang memiliki makhroj tengah tenggorokan, kemudianhuruf halqi selanjutnya adalah ghoin(غ) dan kho'(خ) yang memiliki makhroj di ujung tenggorokan.
Oleh karena itulah, idzhar ini sering disebut dengan idzhar halqi. Contoh-contoh bacaan idzhar dalam al-Qur'an: يَنْأَوْنَ (al-an'am:26) , dibaca dengan idzhar karena ada nun mati/nun sakinah bertemu hamzah dalam satu kalimat
، مَنْ اۤمَنَ (an-nisa':55), dibaca dengan idzhar karena ada nun mati bertemu hamzah dalam dua kalimat.
، كُلٌّ آمَنَ (al-baqarah:285), dibaca dengan idzhar karena ada tanwin bertemu hamzah, dalam dua kalimat
، جُرُفٍ هَارٍ (at-taubah:109), dibaca dengan idzhar karena terdapat tanwin bertemu Ha'
، أَنْعَمْتَ(al-fatihah:7), terdapat nun mati bertemu 'ain
، مِنْ عَمَلٍ (al-furqan:23, yunus:61), terdapat nun mati bertemu 'ain
، حَقِيْقٌ على (al-a'raf:105), terdapat tanwin bertemu 'ain
، تَنْحِتُوْنَ (ash-shaafaat:95, asy-syu'ara:149, al-a'raf:74), terdapat nun mati bertemu ha'
، مِنْ حَكيم (fushshilat:42), terdapat nun mati bertemu ha'
، عَلِيْمٌ حكيم (al-hujurat:8, dsb), terdapat tanwin bertemu ha'dalam dua kalimat
، فَسَيُنْغِضُونَ (al-isra':51), terdapat nun mati bertemu ghoin.
، مِنْ غِلٍّ (al-isra':43, al-hijr:47), terdapat nun mati bertemu ghoin,
، حَلِيمًا غَفُورًا (al-isra:44, faathir:41), terdapat tanwin bertemu ghoin
، وَالْمُنْخَنِقَةُ (al-maidah:3), terdapat nun mati bertemu kho'
، منْ خَيْرٍ (ali-imran:115 dsb), terdapat nun mati bertemu kho'
، لَطِيْفٌ خَبير (al-ahzab:34, al-hajj:63, luqman:16), terdapat tanwin bertemu kho'
          
فِـي يَـرْمَـلُـونَ عِنْدَهُمْ قَدْ ثَبَتَتْ    والـثّـَانـي إِدْغَـامٌ بِسـتَّةٍ أَتَـتْ    ٩      
Dan adapun hukum nun mati dan tanwin yang kedua adalah idghom dengan enam huruf yang akan datang kemudian, yang terkumpul dalam kata يَـرْمَـلُـونَ yaitu huruf ya'(ي), ro'(ر), mim (م), lam (ل), waw (و), dan nun (ن),Telah kusampaikan disisimu dengan sebenarnya.
Idghom secara lughowi/bahasa berarti masuk atau memasukkan. Sedangkan secara istilah, berarti memasukkan atau meleburkan huruf pertama (nun mati/tanwin) kepada huruf kedua (huruf idghom), sehingga seakan menjadi satu huruf yang di tasydid dari huruf jenis kedua.          
فِـيهِ بِـغُـنّـَةٍ بِيَـنْـمُو عُلِـمَـا    لَـكِنَّهَا قِسْـمَانِ قِسْــمٌ يُـدْغَـمَا    ١٠      
Akan tetapiketahuilah bahwa idhghom itu (atau himpunan huruf-huruf idghom tersebut) ada dua jenis, jenis pertama adalah idghom dengan disertai dengung (ghunnah) yaitu apabila nun mati atau tanwin bertemu denganhuruf yang terkumpul dalam kata  يَـنْـمُو yaitu apabila bertemu dengan salah satu huruf ya', nun, mim atau wawu, diketahui bahwa hukum bacaan tersebut adalah idghom bighunnah (dengan berdengung). Dengan syarat, nun mati dan huruf idghom bighunnah tersebut tidak berada dalam satu kata.
Contoh:
- مَنْ يَقُولُ (al-baqarah:8), nun mati bertemu dengan ya', tidak dalam satu kata. Nun mati berada pada akhir kata مَنْ dan ya'berada di awal kata يَقُولُ. Kata tersebut dapat diterjemahkan menjadi,  orang (yang) berkata.
- وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ (al-baqarah:19), tanwin bertemu dengan ya', tidak dalam satu kata.
- مِنْ النُّورِكُمْ (al-hadid:13), nun mati bertemu dengan nun, tidak dalam satu kata.
- حِطَّةٌ نَغْفِرْ (al-baqarah: 58), tanwin bertemu dengan nun, tidak dalam satu kata.
- مِنْ مَّالٍ (al-mu'minun:55), terdapat nun mati bertemu dengan mim, tidak dalam satu kata.
- مَثَلًا مَّا (al-baqarah:26), terdapat tanwin bertemu dengan mim, tidak dalam satu kata.
-  مِن وَّالٍ (ar-ra'd:11), terdapat nun mati bertemu dengan wawu/waw
-  غِشَاوَةٌ وَّلَهُمْ (al-baqarah:7), terdapat tanwin bertemu dengan wawu.          
تُـدْغِـمْ كَدُنْـيَا ثُمَّ صِـنْوَانٍ تَـلاَ    إِلاَّ إِذَا كَـانَـا بِـكــِلْمَـةٍ فَــلاَ    ١١      
Kecuali apabila keberadaan huruf-huruf tersebut dalam satu kata, maka tidak diidghomkan, seperti  دُنْـيَاdimana nun mati dan ya'bertemu dalam satu kata, kemudian contoh lainya adalah صِـنْوَانٍ bacalah dengan tanpa idghom, tanpa dengung.
Syarat dibaca idghom bighunnah/dengan berdengung adalah jika nun mati dan tanwin tersebut tidak berada dalam satu kata, dan jika nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf idghom yang terkumpul dalam kata  يَـنْـمُو maka dibaca idzhar, yaitu membaca nun dengan jelas, tanpa berdengung. Terdapat empat kata (dan banyak tempat) dalam al-Qur'an untuk kasus ini, yaitu:
1. الدُّنْيَا, misalnya pada surah Al-a'la:16, dimana nun mati bertemu dengan ya'dalam satu kata, nun mati dibaca dengan jelas/idzhar.
2. بُنْيَان, misalnya pada surah Shaf:11, dibaca dengan tanpa idghom maupun ghunnah.
3. قِنْوَانٌ (al-an'am:99), nun mati bertemu dengan wawu dalam satu kata.
4. صِنْوَان (ar-ra'd:4), nun mati bertemu dengan wawu dalam satu kata.          
فـي الـلاَّمِ وَالـرَّا ثُـمَّ كَـرّرَنَّـهْ    وَالثَّـانـي إِدْغَــامٌ بِغَيْــرِ غُـنَّةْ    ١٢      
Dan adapun jenisyang kedua dari idghom (atau pembagian kedua dari huruf-huruf  idghom) adalah yang dibaca idghom dengan tanpa berdengung (idghom bilaa ghunnah) yaitu apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf lam dan ra'maka selanjutnya bacalah dengantakrir (bergetar) untuk ra'.
Contoh:
- مِنْ لَّدُنْهُ (an-nisaa':40, al-kahfi:2), nun mati bertemu dengan lam
- هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (al-baqarah:2), tanwin bertemu dengan lam
- مِنْ رَبِّهِمْ (misalnya pada surah luqman:5), nun mati bertemu dengan ra'
- ثَمَرَةٍ رِزْقًا (al-baqarah:25), tanwin bertemu dengan ra'          
مِيــماً بِغُـنَــةٍ مَـعَ الإِخْـفَـاءِ    وَّالثَـالـثُ الإِقْـلاَبُ عِنْـدَ الْبَـاءِ    ١٣      
Danhukum nun mati dan tanwin yang ketiga adalah iqlab, yaitu ketika bertemuba'maka cara membacanya berubah menjadi mimdengan mendengung serta dibaca dengan samar.
Iqlab secara bahasa berarti mengubah sesuatu, atau membalik (قلب).
Sedangkan secara istilah, iqlab adalah merubah/membalik bunyi nun mati dan tanwin menjadi bunyi mim ringan/mukhofah. Huruf iqlab hanya satu yaitu ba'(ب).
contoh kata:
- أَنْبِئْهُمْ(al-baqarah:33), nun mati bertemu dengan ba'
- أَنْ بُورِكَ(an-Naml:8)
- سَمِيعٌ بَصِيرٌ (misalnya pada surah luqman:8)          
مِـنَ الحُـرُوفِ وَاجِـبٌ لِلْفَاضِـلِ    وَالرَّابِـعُ الإِخْـفَاءُ عِنْـدَ الْفاضِـلِ    ١٤      
Danhukum nun mati dan tanwin yang keempat adalah ikhfa'yaitu ketika bertemu dengan sisa hurufdari huruf hijai'yah yang bukan tiga hukum terdahulu, dari huruf-huruf hijaiyah wajib mengikuti hukum-hukum bacaannya menurut yang utama (ahli qiraat).
Ikhfa'secara bahasa berarti menyamarkan (الستر).
Secara istilah ikhfa'berarti menyamarkan bunyi nun mati atau tanwin, dan membacanya dengan suara/cara membaca diantara idzhar dan idghom, secara berdengung; yang dilakukan ketika nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu daru huruf ikhfa'yang berjumlah 15 yang disebutkan kemudian:          
فِـي كِلْمِ هذَا البَيْتِ قَـدْ ضَمَّنـْتُـهَا    فـي خَمْسَـةٍ مِنْ بَعْدِ عَشْرٍ رَمْزُهَا    ١٥      
Yaitu di dalam lima setelah sepuluh (dalam lima belas) huruf tersusun pada awal kata (huruf awal)dalam kalimat bait syair yang sungguh telah kukumpulkan:          
دُمْ طَيّـَباً زِدْ فِي تُـقَىً ضَعْ ظَالِـمَا    صِفْ ذَا ثَـنَا كَمْ جَادَ شَخْصٌ قَدْ سمَا    ١٦      
Bait tersebut adalah: صِفْ ذَا ثَـنَا كَمْ جَادَ شَخْصٌ قَدْ سمَا  دُمْ طَيّـَباً زِدْ فِي تُـقَىً ضَعْ ظَالِـمَا yaitu yang termasuk huruf ikhfa'adalah ص، ذ، ث، ك، ج، ش، ق، س، د، ط، ز، ف، ت، ض، ظ

contoh:
- مَنْصُورًا (a-isra':33)
- مُنذِرٌ (ar-ra'd:7)
- مَنثُورًا (al-furqan:23)
- مِنكُمْ (misalnya pada al-baqarah:65)
- أَنجَيْنَاكُمْ(al-a'raf:141)
- الْمُنشِئُونَ(al-waqi'ah:72)
- يَنقَلِبُ (al-baqarah:143)
- مِنسَأَتَهُ (Saba':14)
- أَندَادًا(al-baqarah:22)
- يَنطِقُونَ (al-anbiya:23)
- أَنزَلْنَاهُ(al-an'am:92)
- انفِرُوا(an-Nisa':71)
- مُنتَهُونَ (al-maidah:91)
- مَنضُودٍ (Hud:82)
- انظُرُوا(al-an'am:11)       

 
الميم والنون المشددتين      
وَسَــمِّ كُـلاً حَـرْفَ غُـنَّةٍ بَـدَا    وَغُـنَّ مِيـماً ثُـمَّ نُونـاً شُــدِّدَ    ١٧      
Dan bacalah dengan ghunnah/berdengung, yaitu mim dan juga nun tasydid, dan sebutlah setiap huruf tersebut yaitu mim (tasydid) dan nun (tasydid) dengan hurufghunnah yang telah tampak jelas.
Wajib untuk membaca ghunnah/mendengung dengan jelas, yaitu terhadap nun tasydid atau mim tasydid. Contoh: مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ, dibaca ghunnah nun tasydid, dan ثُمَّ dibaca ghunnah pada mim tasydid.       

 
الميم الساكنة      
 لاَ أَلــفٍ لَيِّــنَةٍ لِــذِى الْحِـجَا    وَالِميـمُ إِنْ تَسْـكُنْ تَجِى قَبْلَ الْهِجَ    ١٨      
Dan bagi mim ketika mati/disukun (mim mati) yang berada sebelum huruf hijaiyah, selain alif layyinah (ى)bagi orang yang pandai.          
إِخْـفَاءٌ ادْغَـامٌ وَإِظْـهَـارٌ فَقَــطْ    أَحْـكَامُـهَا ثَـلاَثَـةٌ لِمَـنْ ضَبَـطْ    ١٩      
Hukum-hukumnya ada 3 bagi siapa saja yang ingin membacanya dengan tepat. Yaitu ikhfa', idghom, dan idzhar saja.          
وَسَـمِّـهِ الشَّفْــوِىَّ لِلْـقُــرَّاءِ    فَـالأَوَّلُ الإِخْـفَـاءُ عِنْـدَ الْبَــاءِ    ٢٠      
Maka hukum mim mati yang pertama adalah ikhfa', bagi huruf ba'yaitu ketika mim mati bertemu ba', dan dinamakan ikhfa'syafawi yaitu bunyi pada bibirmenurut ahli qira'at.
Disebut dengan ikhfa'syafawi untuk membedakan dengan ikhfa'(hakiki) pada nun mati dan tanwin ketika bertemu dengan huruf hijaiyah.
Hanya ada satu huruf ikhfa'syafawi, yaitu ba'(ب) contoh: يَعْتَصِمْ بِاللهِ (ali-Imran:101)          
وَسَـمِّ إدغـاماً صَـغـِيراً يَا فَـتَى    وَالثّـَانـى إِدْغَـامٌ بِمِـثْلِـهَا أَتَـى    ٢١      
Danhukum mim mati yang kedua adalah idghom bagi huruf yang serupa yaitu apabila mim mati bertemu dengan mim, dan disebut dengan idghom shoghir (kecil), wahai para pemuda ketahuilah.
Selain disebut idghom shoghir, juga disebut idghom mutamatsilain (serupa), idghom bighunnah (berdengung), serta idghom syafawi.
Contoh:
- وَلَكُمْ مَّا (al-baqarah:141)
- أَمْ مَنْ أَسَّسَ (at-taubah:109)
- وَهُمْ مِنْ (an-naml:89)          
مِـنْ أَحْـرُفٍ وَسَـمِّـهَا شَفْوِيَّـهْ    وَالثـَّالِـثُ الإِظْـهَارُ فِـى الْبَقِيَّـةْ    ٢٢      
Dan hukum mim mati yang ketiga adalah idzhar, dalam huruf-huruf yang tersisa dari huruf hijaiyah selain yang tersebut di dua hukum sebelumnya, dan namailah dengan idzhar syafawiy yaitu membaca idzhar dengan makhroj pada bibir.
Contoh:
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (al-baqarah:21)
مَمْنُونٍ (fushshilaat:8)          
لِـقُـرْبِــهَا وَلاتحادِ فَاعْـرِفِ    وَاحْـذَرْ لَدَى وَاوٍ وَفَـا أَنْ تَخْتَـفىِ    ٢٣      
Dan berhati-hatilah pada pengucapan ikhfa'/samar pada huruf wawu dan fa'karena dekatnya makhroj huruf fa'dan ba'dan karena samanya makhroj huruf wawu dan ba'maka perhatikanlah.
Contohnya:
عَلَيْهِمْ وَلَا (misalnya pada an-Naml:70), dibaca dengan idzhar bukan ikhfa'
وَتَرَكَهُمْ فِي (al-baqarah:17), dibaca dengan idzhar/jelas bukan ikhfa'/samar       

 
حُكْمُ لَامِ آل وَلاَمِ الْفِعْلِ      
أُولاَهُــمَا إِظْـهَـارُهَا فَلْتـَعْـرِفِ    لِلاَمِ أَلْ حَـالاَنِ قَـبْـلَ الأَحْــرُفِ    ٢٤      
Bagi lam al (lam ta'rif) terdapat dua hukum, ketika berada sebelum huruf hijaiyah, yang pertama adalah idzhar/jelas qamariyah, maka ketahuilah.
Lam ta'rif adalah lam yang berada sebelum isim/kata benda, yang merupakan tambahan dari bentuk asalnya. Hukum bacaan lam ta'rif ada dua, yang pertama adalah idzhar, yaitu membaca lam sukun tersebut dengan jelas. Idzhar ini disebut juga idzhar qamariyah/bulan (atau idzhar lam qamariyah).
Disebut qamariyah, karena cara membacanya yang jelas, serupa dengan bulan yang bisa dilihat dengan jelas oleh mata telanjang. Atau bisa juga disebut demikian karena serupa dengan cara pengucapan kata اَلْقَمَرُ (al-qamaru)          
مِنَ ابْـغِ حَجَّـكَ وَخَـفْ عَقِيـمـهُ    قَبْلَ ارْبَـعٍ مَعْ عَشْرَةٍ خُـذْ عِلْمَـهُ    ٢٥      
Dibaca idzhar qamariyah, jika lam ta'rif tersebut berada sebelum 4 beserta 10 yaitu 14 huruf, maka ambillah informasi, dari kalimat: ابْـغِ حَجَّـكَ وَخَـفْ عَقِيـمـهُ yaitu ا، ب، غ، ح، ج، ك، و، خ، ف، ع، ق، ي، م، ه
contoh:
اَلْبَرِئُ، اَلْغَنِيُّ، اَلْحَلِيْمُ، اَلْكَرِيْمُ، اَلْوَدُوْدُ، اَلْفَتَّاحُ، العَلِيْمُ، اَلْقاَدِرُ، اليَمِيْنُ، اَلْمُلْكِ، اَلْهَادِي
lam pada kata-kata tersebut disebut lam qamariyah.          
وَعَـشْـرَةٍ أَيْـضاً وَرَمْـزَهَا فَـعِ    ثَانِيـهِـمَا إِدْغَـامُـهَا فـى أَرْبَـعٍ    ٢٦      
Hukum yang kedua adalah idghom syamsiah, dalam 4 dan 10 yakni 14 huruf juga, maka camkanlah kalimat berikut:

Disebut dengan idghom syamsiah/(jenis)matahari, karena cara membacanya yang “menghilangkan”/menyamarkan lam dan memasukkan ke huruf selanjutnya, serupa dengan matahari yang tidak tampak jelas terlihat oleh mata telanjang. Atau juga bisa disebut demikian karena keserupaan dengan cara pengucapan الشَّمْسُ(asy-syamsu)          
دَعْ سُـوءَ ظَنٍ زُرْ شَرِيـفَاً لِلْكَـرَم    طِبْ ثُمَّ صِلْ رُحْمَاً تَفُـزْ ضِفْ ذَا نِعَم    ٢٧      
14 huruf tersebut terkumpul di awal kalimat syair: دَعْ سُـوءَ ظَنٍ زُرْ شَرِيـفَاً لِلْكَـرَمطِبْ ثُمَّ صِلْ رُحْمَاً تَفُـزْ ضِفْ ذَا نِعَم yaitu ط، ث، ص، ر، ت، ض، ذ، ن، د، س، ظ، ز، ش، م
contoh:
الطَّامَةُ، الثَّواَبُ، الصَّلاَةُ، الرَّحْمٰنُ، التَّۤا ئِبُوْنَ، الضَّۤالِيْنَ، الذَّاكِرِيْنَ، النَّاسُ، الدِّيْنُ، السَّائِحُوْنَ، الظَّا لِمُوْنَ، الزُّجاَجَةُ، الشَّياَ طِيْنَ، اللَّيْلُ

lam dalam kata-kata tersebut dan yang serupa dengannya disebut lam syamsiah.          
وَالـلاَّمَ الاُخْـرىَ سَمِّـهَا شَمْسِـيَّهْ    وَاللاَّمَ الاُولَـى سَـمِّـهَا قَمْـرِيَّـهْ    ٢٨      
Lam pertama dinamakan lam qamariyah, dan lam lainnya disebut lam syamsiah.          
فـى نَحْـوِ قُلْ نَعَمْ وَقُلْـنَا وَالْتَقَـى    وأظْـهِـرَنَّ لاَمَ فِـعْــلٍ مُطْلَــقاً    ٢٩      
Dan membaca dengan jelas/idzhar bagi lam fi'il (kata kerja) adalah mutlak, misalnya dalam contoh kata: قُلْ نَعَمْ ,  قُلْـنَا dan الْتَقَـى
kecuali jika huruf sesudahnya adalah lam atau ra', misal: قُلْ لَّهُمْ disebut idghom mutamatsilain, dan قُلْ رَبّ disebut idghom mutaqorribain.       

 
فِي الْمِثْلَيْنِ وَالْمُتَقَارِبَيْنِ وَالْمُتَجَانِسَيْنِ      
حَـرْفَانِ فَالْمِثْـلاَنِ فِـيهِـمَا أَحَـقْ    إِنْ فِي الصِّفَاتِ وَالمَخَـارِجِ اتَّفَـقْ    ٣٠      
Jika dua huruf memiliki sifat dan makhroj yang sama, maka disebut mitslain/mutamatsilain.

Disebut Idghom mutamatsilain jika idghom dengan dua huruf yang sama sifat dan makhrojnya, seperti:
- اذْهَبْ بِّكِتَابِي(an-Naml:28)
- وَقُلْ لَّهُمْ (misalnya pada an-Nisa:63)          
وَفـي الصِّـفَاتِ اخْتَـلَـفَا يُلَقَّــبَا    وَإِنْ يَكُـونَا مَخْـرَجـا ًتَـقَـارَبَـا    ٣١      
Dan jika makhrojnya berdekatan, dan berbeda dalam sifatnya, maka disebut:

idghom mutaqorribain, jika idghom dengan dua huruf yang bertemu berbeda sifat tapi dekat makhrojnya. Terdapat dua keadaan yaitu:
1. idghom ketika qof bertemu dengan kaf, contoh: أَلَمْ نَخْلُقْكُّمْ (al-mursalaat:20)
2. idghom ketika lam sukun/mati bertemu dengan ra', contoh: وَقُلْ رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا (thaahaa:114)          
فِـي مَـخْرَجٍ دُونَ الصِّفَاتِ حُقِّـقَا    مُـتْـقَارِبَـيْنِ أَوْ يَكُــونَا اتَّفَـقَا    ٣٢      
Mutaqarribain, selanjutnya jika dua huruf tersebut sama makhrojnya, namun berbeda sifatnya, disebut:

idghom mutajanisain jika dua huruf tersebut makhrojnya sama, namun berbeda sifat. Seperti berikut ini:
1. saat dal sukun bertemu dengan ta', contoh: قَدْ تَّبَيَّنَ (al-baqarah:256),  وَجَدْتُّ (an-Naml:23)
2. saat ta'bertemu dengan dal, contoh: قَدْ أُجِيبَتْ دَعْوَتُكُمَا (yunus:89), أَثْقَلَتْ دَعَوَا(al-a'raf:189)
3. saat ta'bertemu dengan tho', contoh: فَآمَنَتْ طَّائِفَةٌ (ash-Shof:14)
4. saat tho'bertemu dengan ta', contoh: بَسَطْتَّ (al-maidah:28), فَرَّطْتُّ (az-Zumar:56)
5. saat tsa'bertemu dengan dzal, contoh: يَلْهَثْ ذَٰلِكَ (al-a'raaf:176)
6. saat dzal bertemu dengan dzho', contoh: إِذْ ظَّلَمْتُمْ  (az-Zukhruf:39)
7. saat ba'bertemu dengan mim, contoh: ارْكَبْ مَّعَنَا(huud:42)
          
أَوَّلُ كُـلٍّ فَالصَّـغِـيرَ سَـمِّـيَـنْ    بِالْمُتَجَانِسَــيْنِ ثُــمَّ إِنْ سـَكَـنْ    ٣٣      
Dengan mutajanisain, selanjutnya jika huruf pertama dari semuanya tersebut di sukun/mati, maka disebut shoghir (idzhar shogir)

semua contoh terdahulu, yang disebutkan dalam penjelasan bait sebelum ini, adalah contoh idghom shoghir.          
كُـلٌّ كَبِــيرُ وافْهَمَـنْـهُ بِالْمُـثُلْ    أَوْ حُـرِّكَ الحَـرْفَـانِ فى كُلٍّ فَقُـلْ    ٣٤      
Selanjutnya jika keduanya berharokat untuk semua istilah tersebut, maka disebut kabir (idghom kabir) , dan fahamilah dengan contoh.

Misalnya: الرَّحِيْمِ مَّلِكِ       

 
أَقْسَامُ الْمَدِّ      
وَسَــمِّ أَوَّلاً طَبِيـعِـيّاً وَهُـــو    وَالمـَدُّ أَصْلِـىُّ وَ فَـرْعِــىٌّ لَـهُ    ٣٥      
Dan mad itu ada ashliy (asli) dan far'iy (cabang), mad jenis yang pertama (mad ashliy) disebut juga mad thobi'iy.
Panjang bacaan mad adalah satu alif/dua harakat.          
وَلابِـدُونِهِ الحُـرُوفُ تُجْـتَـلَـبْ    مَـالاَ تَوَقُّـفٌ لَـهُ عَـلـى سَـبَبْ    ٣٦      
Mad thobi'iy tidak bergantung pada sebab (misalnya sebab waqaf dan sukun/mati), dan juga tidak bergantung pada huruf lain           
جَا بَعْـدَ مَـدٍّ فَالطَّبِــيِعىَّ يَكُـونْ    بلْ أَىُّ حَرْفٍ غَيْرُ هَمْزٍ أَوْ سُـكُونْ    ٣٧      
Akan tetapi setiap huruf hijaiyah selain hamzah atau sukun, yang datang atau berada setelah buruf mad disebut mad thobi'i.
Mad ashliy juga disebut dengan mad thobi'iy.          
سَـبَبْ كَهَمْزٍ أَوْ سُكُونٍ مُسْـجَـلاً    وَالآخَرُ الْفَرْعِـىُّ مَوْقُـوفٌ عَلـي    ٣٨      
Sedangkan mad yang selainnya, disebut mad far'iy, yang waqaf atas sebab hamzah atau sukun, secara mutlak (baik di tengah maupun di akhir kata)          
مِنْ لَفْـظِ وَاىٍ وَهْىَ فى نُوحِـيـهَا    حُـرُوفُــهُ ثَـــلاَثَـةٌ فَعِـيـهَا    ٣٩      
Huruf mad far'iyada 3, yang terkumpul dalam lafadz وَاىٍyaituwauw, alif, dan ya'.          
شَـرْطٌ وَفَـتْحٌ قَبْـلَ أَلفٍ يُلْتَــزَمْ    وَالكَسْرُ قَبْـلَ الْيَا وَقَبْلَ الْواوِ ضَـمْ    ٤٠      
Dan (syarat dibaca mad adalah)kasroh sebelum ya', dan dhommah sebelum wawu, sebagai syarat dibaca mad, serta fathah sebelum alif, wajib juga di baca mad.
Contoh:
1. dhommah sebelum wawu: يَقُوْلُ
2. kasroh sebelum ya': قِيْلَ
3. fathah sebelum alif: قَالَ          
إِنِ انْفِــتَاحٌ قَبْـلَ كُـلٍّ أُعْـلِـنَا    وَاللِّـينُ مِنْـهَا الْيَا وَوَاوٌ سَـكَـنَا    ٤١      
Dan disebut dengan mad layyin, jika ada ya'atau wawu mati/sukun, namun ketika itu huruf sebelumnya berharokat/berbaris fathah.       

 
أَحْكَامُ الْمَدِّ      
وَهْـيَ الْوُجُوبُ وَالْجَوَازُ وَاللُّـزُومْ    لِلْمَــدِّ أَحْـكَـامٌ ثَـلاَثَـةٌ تَـدُومْ    ٤٢      
Bagi mad, terdapat 3 hukum, yaitu jenis pembagian mad, yaitu mad wajib, mad jaiz, dan mad lazim.          
فِـي كِلْمَــةٍ وَذَا بِمُتَّصْــلٍ يُعَـدْ    فَـوَاجِبٌ إِنْ جَـاءَ هَمْـزٌ بَعْدَ مَـدْ    ٤٣      
Adapun yang disebut dengan mad wajib, yaitu ketika datang hamzah setelah mad, didalam satu kalimat, maka disebut dengan mad wajibmuttasil.
Panjang bacaan mad wajib muttashil, para ulama ahli qira'ah berbeda pendapat, menurut Imam Ashim dari riwayat Imam Hafs, adalah lima harakat atau dua setengah alif.
Contoh:
- جَاۤءَ , hamzam berada setelah mad (alif setelah fathah)
- سُوْۤءَ
- سِيۤءَ
- الملاۤ ئكة          
كُـلٌّ بِكِلْمَــةٍ وَهَذَا المُـنْفَصِــلْ    وَجَـائـزٌ مَـدٌ وَقَصْـرٌ إِنْ فُصِـل    ٤٤      
Dan boleh, membaca  panjang atau pendek, jika terpisah setiap katanya (tidak dalam satu kalimat), yang demikian disebut dengan mad jaiz munfasil.

Jika hamzah yang bertemu dengan mad, berada di awal kalimat yang lain, maka disebut  mad jaiz munfasil. Panjang bacaan mad wajib munfasil menurut Imam Ashim dari riwayat Imam Hafs dari jalan Imam Syatibi adalah 4 atau 5 harokat.
Contoh:
- فِۤي أَنْفُسِهِمْ
- قُوۤا أَنْفُسِكُمْ          
وَقْـفَاً كَتَعْـلَـمُـونَ نَسْـتَعِــينُ    وَمِثـْلُ ذَا إِنْ عَـرَضَ السُّـكُـونُ    ٤٥      
Dan sebagaimana mad jaiz munfasil, ketika huruf mati baru datang kemudian, yang berupa waqaf, seperti kata:تَعْـلَـمُـونَ danنَسْـتَعِــينُ hal ini disebut mad 'aridl.
Panjang bacaan mad aridl lissukun, adalah sekitar 2 harakat, 4 harakat atau 6 harakat.          
بَـدَلْ كَـآمَـنُوا وَإِيَـماناً خُــذَا    أَوْ قُـدِّمَ الْهَمْـزُ عَـلَـي المَـدِّ وَذَا    ٤٦      
Atau jika hamzah datang terlebih dahulu, daripada mad, keadaan demikian disebut dengan mad badal, seperti kata:آمَـنُوا danإِيَـماناً ambilah penjelasan ini dengan seksama.
Panjang bacaan mad badal, menurut Imam Ashim menurut riwayat Imam Hafsh adalah satu alif (dua harakat) sebagaimana mad tobi'iy.          
وَصْلاَ وَوَقْـفاً بَعْـدَ مَـدٍّ طُــوّلاَ    وَلاَزِمٌ إِنِ السُّـكُـونُ أُصِّــــلاَ    ٤٧      
Dan disebut dengan mad lazim, jika sukunnya adalah asli, dalam keadaan washal atau waqaf, yang berada setelah mad yang dibaca panjang.
Perkiraan panjang bacaan mad lazim adalah 6 harakat (3 alif).
Contoh:
- الصَّاۤ خَّه
- الضَّاۤلِّيْن       

 
أَقْسَامُ الْمَدِّ الَّلازِمِ      
وَتِـلْكَ كِـلْمِـيُّ وَحَرْفِـيٌّ مَعَــهْ    أَقْسَــامُ لاَزِمٍ لَـدَيهم أَرْبَـعَـةْ    ٤٨      
Pembagian mad lazim, menurut ahli qira'ah, ada empat, yaitu mad lazim kilmi, dan serta harfiy.          
فَـهَـــذِهِ أَرْبَـعَـةٌ تُـفَصَّــلُ    كِـلاَهُـمَا مُـخَـفَّـفٌ مُـثَـقَّـلُ    ٤٩      
Dan keduanya, yaitu kilmi dan harfiy, ada yang mukhoffaf (ringan) dan mutsaqqal (berat); keempat pembagian ini akan segera diperinci penjelasannya.

Mad lazim ada 4, yaitu: mad lazim kilmi mukhoffaf, mad lazim kilmi mutsaqqal, mad lazim harfi mukhoffaf, mad lazim harfi mutsaqqol.          
مَـعْ حَرْفِ مَـدٍّ فَهْوَ كِلْمِـيُّ وَقَـعْ    فَـإِنْ بِـكِلْمَـةٍ سُـكُونٌ اجْـتَمَـعْ    ٥٠      
Maka, jika sukun berkumpul dalam satu kata dengan huruf mad, maka disebut dengan mad lazim kilmi.
Contoh:
- الحاۤقَّةُ
- الطَّۤامَةُ
- الصّاَۤخَّة          
وَالمَـدُّ وَسْـطُهُ فَحَـرْفِــيٌّ بَـدَا    أَوْ فـي ثُـلاَثِـيِّ الحُرُوفِ وُجِـدَا    ٥١      
Atau dalam huruf tsulatsi(yaitu huruf hijaiyah yang jika di lepas rangkaian pembentuk suara hurufnya terdiri dari 3 huruf), dan huruf madnya terletak ditengahnya, maka disebut dengan mad lazim harfi.

Contoh huruf tsulatsi adalah nun (ن) yang jika ditulis lengkap akan seperti ini: نُون , huruf-huruf hijaiyah yang termasuk tsulatsi dapat diringkas dalam kalimat: نَقَصَ عَسَلُكُمْ  atau kalimat كَمْ عَسَلْ نَقَصْ yaitu ن، ق، ص، ع، س، ل، ك، م          
مَخَفَّـفٌ كُــلُّ إِذَا لَـمْ يُـدْغَـمَا    كِـلاَهُـمَا مُثَـــقّـلٌ إِنْ أُدْغِـمَا    ٥٢      
Keduanya, yaitu mad lazim kilmi dan mad lazim harfi, disebut dengan mutsaqqal(yaitu mad lazim kilmi mutsaqqol atau mad lazim harfi mutsaqqol) jika didghomkan; dan masing-masing dari keduanya disebut dengan mukhoffaf (yaitu mad lazim kilmi mukhoffaf dan mad lazim harfi mukhoffaf) jika tidak diighomkan.          
وُجُـودُهُ وَفِـي ثَمَـانٍ انحَصَــرْ    وَالـلاَّزِمُ الْحَـرفِـيُّ أَوَّلَ السُّــوَرْ    ٥٣      
Dan mad lazim harfiy, itu terdapat pada awal-awal surat, yaitu dalam delapan surat yang teringkas-          
وَعَيْنُ ذُو وَجْهَـيْنِ والطُّولُ أَخَصْ    يَـجْمَعُـهَا حُـرُوفُ كَمْ عَسَلْ نَقَصْ    ٥٤      
Terkumpul dalam huruf-huruf pada kalimat:كَمْ عَسَلْ نَقَصْ (berapa banyak madu yang berkurang?)dan adapun 'ain itu memiliki dua wajahyaitu cara membaca, yaitu membaca panjang/mad atau membawa tawasuth/pertengahan. Namun membaca dengan mad itu lebih masyhur.
          
فـَمُـدُّه مَـدّاً طَبِيـعِـيَّا أُلِــفْ    وَمَا سِوَي الحَرْفِ الثُّلاَثِي لاَ أَلِـفْ    ٥٥      
Dan adapun selain huruf tsulatsi, yang bukan alif, maka madnya termasuk mad thobi'iy, ia dikenali.
          
فِي لَفْظِ حَيٍّ طَـاهِرٍ قَـدِ انْحَصَـرْ    وَذَاكَ أَيْضـاً فِـي فَـوَاتِحِ السُّـوَرْ    ٥٦      
Dan begitu juga termasuk mad thobi'i yaitu awal surat-surat al-Quran yang terkumpul serta teringkas dalam lafadz:حَيٍّ طَـاهِرٍ (hidup bersih/suci)
contoh:
- حٰمۤ
-  طٰهٰ          
صِلْهُ سُحَيْراً مَنْ قَطَعْك ذَا اشْـتَهَرْ    وَيَجْمَـعُ الْفَوَاتِـحَ الأَرْبَـعْ عَشَـرْ    ٥٧      
Dan terkumpul dalam awal 14 surat, yang masyhur terkumpul dalam kalimat:صِلْهُ سُحَيْراً مَنْ قَطَعْك (sambunglah tali silaturahim diwaktu sahur/pagi, pada orang-orang yang memutuskannya)       

 
خاَتِمَةٌ      
عَـلَـى تَمَامِـهِ بِـلاَ تَــنَاهِـى    وَتَــمَّ ذَا النَّـظْمُ بِحَـمْدِ اللَّـــهِ    ٥٨      
Dan telah khatam sempurna, nadhom ini, dengan memuji Allah (dengan hamdalah), atas sempurna selesainya nadhom dengan pujian kepada-Nya tanpa ada batas.          
تَارِيخُهُ بُشْـرَى لِمَـنْ يُـتْقِـنُـهَا    أَبْـيَاتُـهُ نَـدٌّ بَـداَ لِـذِى النُّـهَى    ٥٩      
Jumlah baitnya adalah“نَـدٌّ بَـداَ” (tumbuhan yang harum/tumbuhan pohon gaharu) kata ini jika diterjemahkan menurut perhitungan jummal (http://ar.wikipedia.org/wiki/حساب_الجمل) menunjukkan angka 61 yaitu: ن = 50 + د = 4 + ب = 2 + د = 4 + ا = 1 = 61
bagi orang yang memiliki akalyaitu orang pandai , tanggal penyelesaiinya adalah “بُشْـرَى لِمَـنْ يُـتْقِـنُـهَا” (kabar baik bagi orang yang menguasai nadhom tersebut{nadhom tuhfatul athfal ini}), jika dilakukan perhitungan yang serupa, kalimat ini menghasilkan angka: 1198 , yaitu nadhom ini selesai dikarang oleh pengarang kitab ini di tahun 1198 H.          
عَلـى خِـتَامِ الأَنْبِـيَاءِ أَحْـمَـدَا    ثُـمَّ الصَّـلاَةُ وَالسَّــلاَمُ أَبَـــداَ    ٦٠      
Lalu sholawat dan salam selamanya, atas penutup para nabi yaitu Ahmad, yang terpuji semua tentangnya, Nabi Muhammad SAW.          
وَكُــلِّ قَـارِئٍ وكُـلِّ سَــامِـعِ    وَالآلِ وَالصَّــحْبِ وَكُـلِّ تَـابِـعِ    ٦١      
Dan juga para keluarganya, dan para sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya, dan juga bagi setiap orang yang membacakitab ini, dan juga setiap orang yang mendengar kitab ini.       

وَصَلَّى الله عَلٰى سَيِّدِنَا وَشَفِيْعِنَا النَّبِيِّ الأُمِّيِّ مُحَمَّدٍ وَعلٰى اٰۤلِه وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
تَسْلِيْماً كَثِيراً مُباَرَكاً عَدَدَ مَا كاَنَ وَمَايَكُوْنُ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ ۛ
سُبْحاَنَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون
وَسَلامٌ عَلٰى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ
للهِ رَبِّ الْعاَلَمِيْنَ
اۤمِيْنَ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar